Kontroversi, 2 Pemain dan 1 Coach asal Myanmar tinggalkan Team Lunatix Secara Diam-diam


KBT Games 
- Dunia esports dikejutkan oleh berita mengejutkan tentang tiga pemain asal Myanmar yang tiba-tiba meninggalkan tim esports Team Lunatix tanpa memberi tahu manajemen terlebih dahulu. Berikut penjelasan yang dikutip dari laman resmi Facebook Team Lunatix.

Pernyataan Resmi Dari Team Lunatix di Halaman Facebook Team Lunatix

Pemain-pemain yang terlibat adalah Kid, Zippy, dan DJ yang merupakan coach, semuanya merupakan bagian dari tim tersebut. Keputusan yang diambil secara diam-diam ini telah meninggalkan banyak pertanyaan dikalangan para penggemar MPL Malaysia.

Meskipun telah menerima bayaran, Kid dan DJ telah dibayar penuh, sedangkan Zippy hanya mendapatkan setengah dari jumlah bayaran. Situasi semakin rumit ketika DJ tidak dapat tiba tepat waktu di Malaysia karena paspornya tertunda oleh pihak berwenang di Myanmar. Ironisnya, Team Lunatix telah membayarkan tunjangan bulan Juli 2023 pada Juni 2023.

Berbicara tentang Kid, ada rencana bahwa tim mungkin tidak membutuhkan kontribusinya selama jendela transfer, dan tim merencanakan untuk mendatangkan pemain baru. Namun, ini adalah saran yang masih harus didiskusikan. Meskipun demikian, hingga saat itu, Team Lunatix belum mengeluarkan Kid secara resmi. Faktanya, tidak ada pernyataan resmi tentang pengunduran diri Zippy dan DJ. Tim Lunatix bahkan berulang kali meminta mereka untuk tetap tinggal.

Namun, dalam ketidakpastian tersebut, Kid dan Zippy tiba-tiba kembali ke Myanmar pada tanggal 5 Agustus 2023 tanpa memberi tahu manajemen Team Lunatix. DJ juga mengikuti jejak mereka dan meninggalkan tim. Konsekuensinya, Team Lunatix telah memutuskan untuk menghadapkan permasalahan ini dan kontrak-kontrak pemain Myanmar kepada Moonton MPL Malaysia.

Ketiga pemain ini memberikan alasan ketidaknyamanan mereka di Malaysia, mencakup perbedaan dalam jenis makanan dan masalah mata uang. Terlepas dari upaya tim untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka, pemain-pemain ini lebih suka makan di luar.

Masalah mata uang juga muncul, dengan persyaratan pembayaran dalam USD yang harus diubah ke mata uang Ringgit Malaysia, lalu kembali ke USD, dan akhirnya kembali lagi ke Ringgit Malaysia. Ketidakpastian ini telah menyebabkan beberapa keterlambatan dalam pembayaran, yang mungkin menjadi penyebab ketidaknyamanan mereka.

Manajemen Team Lunatix berusaha mempertahankan pemain-pemain ini dengan menawarkan opsi pembayaran bulan Agustus meskipun mereka memutuskan untuk tidak bermain lagi dan memilih untuk tinggal di Myanmar. Namun, tawaran ini ditolak oleh pemain-pemain tersebut. Tim Lunatix merasa bahwa pemain-pemain ini telah melanggar prosedur dan aturan tim dengan tindakan mereka.

Pada akhrinya, Team Lunatix memutuskan untuk mengakhiri kerjasama mereka dengan tiga pemain tersebut. Walaupun demikian, mereka tetap berkoordinasi dengan Moonton MPL Malaysia untuk mengatasi masalah ini dan melangkah lebih jauh dalam menangani situasi ini yang telah mengguncang dunia esports.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama